MEDIA SUARA PALU, TOUNA – Pulau Togean menjadi perhatian internasional, salah satu destinasi unggulan Provinsi Sulawesi Tengah itu mendapat kritikan pedas wisatawan asing (Wisman) asal Kanada.
Dalam sebuah postingan Wisman Kanada bernama Dave Smith seperti dikutip di media South China Morning Post pada Senin 21 Agustus 2023.
Dave tertarik ke Kepulauan Togean karena membayangkan bisa berenang bersama ubur-ubur. Sebab selama ini, Perairan Togean merupakan tempat berkembang biaknya hewan laut, seperti ubur-ubur tanpa penyengat, dugong, nda -hingga penyu sisik yang hampir punah.
Dave akhirnya memutuskan untuk berkunjung ke kepulauan tersebut melalui rute Bali-Makasar-pelabuhan kecil Ampana. Baru kemudian berangkat menggunakan kapal Feri ke Wakai, sebuah desa terbesar di Kepulauan Togean.
Selama perjalanan, ia berbincang dengan penduduk lokal ramah yang menawarkannya kopi. Ia juga mendapati atraksi lumba-lumba yang melompat ke permukaan ketika setengah perjalanan.
Hingga akhirnya terbesit kekecewaan ketika tiba di Wakai, ternyata dikelilingi air kotor dan lumpur, di mana terdapat buaya air asin yang kerap muncul di malam hari. Ketika Dave tiba, ia mendengar kabar bahwa seorang nelayan baru saja meregang nyawa dimakan buaya.
Dengan menyewa perahu motor seharga Rp150.000, Dave pergi menuju resort yang dipesannya. Sebenarnya ada sekitar 20 resor yang tersebar di kawasan Kepulauan Togean dan untuk menuju ke resort yang dipesannya Dave harus berperahu selama 30 menit perjalanan.
Menurut Dave, dia disuguhi pemandangan dramatis tanjung pulau terbesar dan karst batu kapur, yang menurutnya menjulang seperti bidak catur raksasa. Padahal taman nasional ini merupakan jantung bagi segitiga karang dunia dengan luas 365,241 hektare, juga rumah bagi 262 jenis terumbu karang.
Sesampainya di resor, Dave melihat kondisi ruang makan dan ruangan 2 peralatan selam terlihat tidak cukup bagus Namun menurutnya, kamarnya cukup bersih dengan tempat tidur yang cukup nyaman. Dave juga menyayangkan sajian resor yang menurutnya tidak cukup baik.
Lalu, Esok paginya, Dave memutuskan untuk menghentikan liburannya dan memesan perahu bersama beberapa turis lainnya untuk segera membawanya kembali ke Wakai.
Perahu tiba sore harinya. Dave merasa seperti Tom Hanks dalam film Castaway usai terdampar selama bertahun-tahun di pulau tropis.
“Kepulauan Togean terlihat seperti surga. Tetapi bagi saya, mereka terasa seperti neraka,” pungkasnya.
Sementara menanggapi pemberitaan tersebut, Menteri Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno pemerintah akan menindaklanjuti keluhan wisatawan mancanegara yang sempat liburan ke Kepulauan Togean tersebut.
“Saya sudah pernah ke Kepulauan Togean dan memang tentunya alam bawah lautnya itu sangat luar biasa dan itu sudah warisan UNESCO,” kata Sandi di Hotel Alana, Sleman, Selasa (29/8).
Sandi menambahkan, “Namun kita harus pastikan salah satunya kita kemarin ketemu dengan Bu Kadis (kepala dinas pariwisata setempat) bahwa pelayanan SDM dan fasilitas pariwisata ini harus ditingkatkan,” lanjutnya.
Ia menuturkan, dari koordinasi pemerintah pusat dan daerah itu, disepakati agar segala bentuk keluhan wisatawan menjadi masukan untuk segera direspons demi menjaga citra pariwisata nusantara.(SAN)
Komentar