Media Suara Palu, Palu- Minggu, 21/4/24, Indonesia beri “gelar” hari ini adalah Hari Bumi, hari dimana kepedulian kita, manusia dituntut untuk berlaku adil bagi bumi.
Bagi pecinta alam, moment ini adalah sakral dan wajib untuk gelar sesuatu berarti bagi bumi. Tak ada alasan.
Lintas Kabupaten, Morowali, Morowali Utara dan Poso, pecinta alam gelar aksi menanam. Itu nyata.
Lalu bagi pemangku kepentingan yang mengurus administrasi Negara dan perusahaan yang memanfaatkan hutan, apakah juga melakukan aksi nyata menyehatkan kembali hutan sebagai paru paru dunia ?
Upacara seremonial penting, namun kalah pentingnya dari usaha mendaki gunung lalu melakukan aksi tanam.
Sambutan tertulis lalu dibentuk dengan gesture menunjukkan kepedulian. Kepedulian tertulis tanpa aksi nyata.
Kebijakan administrasi lalu mengabaikan fungsi utama hutan itu sendiri.
Satu pohon yang ditanam di hari Bumi ini oleh pecinta alam di puncak gunung Ponteoa, Tingkea’o, Morowali Utara lebih bermakna dari seribu lembar sambutan, lebih bermakna dari barisan upacara seremonial, lebih bijak dari sebuah tanda tangan atas nama adminstrasi. (*)
Komentar