MEDIA SUARA PALU, Parigi Moutong-Mahasiswa Kampus Mengajar Angkatan 8 baru-baru ini menyelenggarakan Festival Literasi dan Numerasi di SDN Bambalemo.
Mengusung tema “Meningkatkan Literasi dan Numerasi Siswa”, Mahasiswa Universitas Tadulako Jurusan PGSD itu berharap bisa mengembangkan keterampilan dasar siswa dalam membaca, menulis, serta berhitung melalui berbagai kegiatan yang menarik dan interaktif. Sabtu 30/11
Festival yang berlangsung selama satu hari ini dihadiri oleh siswa, guru, serta masyarakat sekitar.
Acara dibuka dengan sambutan hangat dari Kepala Sekolah SDN Bambalemo, Sinta S.Pd.
Sinta mengungkap pentingnya Literasi dan Numerasi dalam mendukung perkembangan intelektual siswa.
“Kami berharap melalui festival ini, bisa menanamkan semangat belajar kepada anak-anak dan memperkenalkan mereka pada cara yang menyenangkan dalam meningkatkan keterampilan Literasi dan Numerasi,” ujar ibu Sinta S.Pd, Kepala Sekolah.
Rangkaian kegiatan dalam festival ini meliputi lomba membaca nyaring, membaca puisi, dan Rangking satu yang dirancang untuk memperkenalkan konsep literasi dan numerasi dengan cara yang menyenangkan.
Selain itu, mahasiswa Kampus Mengajar juga menghadirkan duta baca untuk memberikan materi mengenai membaca nyaring.
Antusiasme tinggi terlihat pada setiap sesi kegiatan, di mana siswa dengan penuh semangat berpartisipasi dalam berbagai lomba.
Awilur Ramadhan, pelajar sekolah itu mengungkapkan kegembiraannya setelah mengikuti lomba membaca nyaring.
“Saya senang sekali bisa ikut lomba membaca nyaring, karena saya bisa belajar cara membaca dengan baik dan benar,” katanya.
Para orang tua yang hadir juga memberikan dukungan penuh terhadap acara ini.
“Acara seperti ini sangat bermanfaat bagi anak-anak kami, selain belajar, mereka juga dapat bermain sambil meningkatkan keterampilan literasi dan numerasi mereka,” ujar salah satu orang tua siswa.
Festival ini merupakan salah satu bentuk pengabdian dari mahasiswa Kampus Mengajar Angkatan 8 yang bertujuan untuk memberikan kontribusi positif dalam peningkatan kualitas pendidikan.
Selain sebagai ajang pembelajaran, acara ini juga memperkuat hubungan antara siswa, guru, orang tua, dan mahasiswa dalam menciptakan lingkungan belajar yang lebih inklusif dan menyenangkan.
Keberhasilan acara ini diharapkan dapat menjadi model untuk kegiatan serupa di masa depan, serta mendorong lebih banyak inisiatif yang melibatkan kolaborasi antara mahasiswa, sekolah, dan masyarakat dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan di Parigi Moutong.
Komentar