Media Suara Palu, Palu- Kelurahan Petobo kembali menjadi saksi bagaimana demokrasi seharusnya bekerja dari bawah.
Di sebuah sudut permukiman yang sederhana, tepat pada Kamis malam, 17 April 2025, anggota DPRD Kota Palu, Armin, S.T, berdiri di depan gerbang rumah warga. Mikrofon di tangan, suara yang mantap, dan telinga yang terbuka lebar, inilah wajah reses di tengah masyarakat yang ingin didengar.
Acara itu bukan sekadar formalitas. Ada semangat dan harapan yang terselip dalam setiap orang yang duduk kursi plastik, dalam setiap tangan yang terangkat untuk menyampaikan keluhan, dan dalam mata yang memandang penuh harap pada wakil rakyat mereka.
Diskusi berlangsung cair namun padat makna. Mulai dari masalah klasik seperti jalan rusak dan drainase, hingga kebutuhan konkret seperti bantuan tenda, kursi, dan sound system untuk kegiatan warga, semua disampaikan dengan penuh kesungguhan.
Ahmad Rifaldi, salah satu peserta dari Sekolah Parlemen Muda yang ikut mengawal jalannya kegiatan, mencatat detail demi detail.
“Saya telah mencatat beberapa poin penting yang disampaikan oleh masyarakat, seperti tanah yang belum bersertifikat, bantuan UMKM, koperasi, hingga renovasi kantor kelurahan,” ujarnya.
Reses ini tak hanya menjadi panggung bagi masyarakat untuk bersuara, tapi juga ajang pendidikan politik langsung bagi generasi muda.
Sekolah Parlemen Muda, inisiasi Nur Safitri Lasibani, mengikutsertakan lima peserta muda yang terlibat langsung dalam proses pengawalan aspirasi, menunjukkan betapa pentingnya regenerasi dalam budaya demokrasi lokal.
Bagi Armin, suara warga bukan hanya daftar permintaan. Ia berjanji akan mengawal semuanya melalui Sistem Informasi Pemerintahan Daerah (SIPD).
Secara khusus, ia menyambut baik usulan tentang koperasi yang sejalan dengan program partainya, Gerindra.
“Di Hari Koperasi nanti, program pembentukan koperasi di seluruh Indonesia akan diresmikan. Ini sangat erat kaitannya dengan keinginan warga,” tegas mantan Ketua DPRD Kota Palu ini.
Petobo malam itu menjadi simbol bahwa demokrasi bukan melulu soal gedung dewan yang megah, tapi tentang keberanian menyuarakan harapan di depan pagar rumah, dan komitmen untuk menindaklanjuti aspirasi dari mereka yang selama ini mungkin tak terdengar.
Komentar