Editorial Media Suara Palu
Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah pada 17 April 2025 memulai tahapan job fit bagi seluruh pejabat eselon II. Proses ini menjadi bagian dari penyegaran birokrasi dan pengisian jabatan pimpinan tinggi pratama secara terbuka dan akuntabel.
Bukan hanya soal promosi jabatan, namun menjadi panggung untuk mengukur integritas, kecakapan, dan kesiapan para pejabat dalam menjawab tantangan pembangunan daerah.
Jangan cari muka, tapi tunjukkan kompetensi. Kalimat sederhana ini seakan menyentil realita birokrasi kita yang seringkali lebih sibuk membangun citra daripada membangun kinerja.
Dalam proses job fit, tidak dibutuhkan drama, basa-basi atau jalan pintas—yang dibutuhkan adalah gagasan nyata, niat tulus, dan keberanian mengeksekusi perubahan.
Terlalu lama birokrasi kita dikotori oleh praktik “asal bapak senang.” Lelang jabatan kadang dimaknai sekadar formalitas belaka.
Namun melalui arahan Gubernur, ada harapan baru bahwa sistem merit benar-benar ditegakkan. Bahwa yang naik adalah mereka yang memang layak. Bahwa kekuasaan tak lagi menjadi hadiah, melainkan amanah.
Editorial ini mengajak seluruh pejabat publik di Sulawesi Tengah untuk menjadikan proses ini sebagai momentum introspeksi.
Sudahkah kita benar-benar bekerja untuk rakyat, atau hanya sibuk tampil baik di depan atasan? Sudahkah kita berpikir solusi dan inovasi, atau masih nyaman dalam rutinitas lama yang tak menyentuh akar masalah?
Dalam sistem birokrasi modern, loyalitas bukan berarti tunduk tanpa suara, tapi berani memberi solusi. Loyalitas bukan tentang mengangguk untuk disukai, tapi tentang berdiri tegak demi kemajuan institusi.
Maka, siapa pun yang terpilih nanti—pastikan bukan karena pencitraan, melainkan karena kapasitas dan dedikasi.
Mari jaga harapan publik akan birokrasi yang bersih, kompeten, dan berpihak. Karena jabatan bukan tujuan, tapi alat untuk melayani. Jangan cari muka. Tunjukkan kompetensi. Karena rakyat butuh kerja nyata, bukan drama belaka.
Komentar