Kopda Yance, Prajurit yang Menggendong Harapan di Tengah Banjir Palu

Media Suara Palu, Pal- Di antara guyuran hujan deras yang tak kunjung reda, lorong-lorong sempit Kelurahan Duyu, Kecamatan Tatanga, berubah menjadi sungai kecil yang menenggelamkan rumah-rumah warga.

Air bah datang pelan tapi pasti, membungkus kehidupan sore itu dengan kecemasan.

Namun di tengah kecamuk alam, sosok Kopral Dua Yance, Babinsa Kelurahan Duyu, hadir membawa kehangatan yang tak terbendung oleh dinginnya hujan.

Berbalut seragam loreng yang basah, ia menjelma menjadi pelindung bagi warga, lebih dari sekadar kewajiban, melainkan panggilan hati yang murni.

Saat air setinggi paha mulai merambah rumah-rumah, sebagian warga bergegas mencari tempat aman. Tapi tak semua bisa menyelamatkan diri.

Indo Asse, seorang perempuan renta berusia 80 tahun, hanya bisa terbaring lemah di sudut rumahnya. Tidak ada pilihan bagi Indo Asse. Kelemahan tubuh dan tiada daya membuatnya terancam terjebak.

Kopda Yance datang. Dengan langkah cepat, ia mendekat, membungkuk, dan mengangkat Indo Asse ke punggungnya. Sambil menembus deras air dan genangan lumpur, ia membawa sang nenek menuju tempat aman.

Di pundaknya, bukan hanya tubuh renta itu yang bertumpu, tetapi juga harapan dan nyawa yang tengah mempertaruhkan kesempatan untuk selamat.

Lurah Duyu, Erni, S.AP, mengenang aksi itu dengan mata berkaca-kaca.

“Beliau selalu sigap. Bukan sekali ini saja. Warga merasa aman karena tahu Kopda Yance akan selalu hadir di saat-saat genting,” ucapnya saat ditemui di Jalan Jamur, Jumat malam (25/4/2025).

Namun pengabdian Kopda Yance tak berhenti pada satu nyawa. Malam itu juga, hingga larut pukul 22.30 WITA, ia turun membersihkan saluran drainase yang tersumbat sampah.

Tak peduli tubuh basah dan tangan kotor, ia terus bekerja agar air bisa mengalir dan banjir segera surut. Senyum kecil tetap menghiasi wajahnya, seolah kelelahan tak pernah cukup untuk melunturkan tekadnya.

Di tengah zaman di mana kepedulian sering tenggelam dalam kesibukan, Kopda Yance menjadi pelita kecil.

Ia mengingatkan, bahwa menjadi abdi negara bukan sekadar soal pangkat atau seragam, tapi tentang hadir, berbuat, dan berbagi keberanian di saat rakyat paling membutuhkan.

Di lorong-lorong tergenang air itu, Kopda Yance bukan sekadar menggendong seorang nenek. Ia menggendong nilai kemanusiaan yang tak lekang oleh zaman.

Komentar