Media Suara Palu, Palu- Jelang peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day, Yayasan Tanah Merdeka bersama Perempuan Mahardhika menggelar Konsolidasi Masyarakat Sipil Kota Palu bertajuk “Merawat Solidaritas, Mempertegas Hak dan Martabat Buruh Sulawesi Tengah”.
Kegiatan ini berlangsung di Kantor ROA (Relawan Orang dan Alam), Jl. Dayodara, Kelurahan Talise, Kota Palu.
Diskusi ini menghadirkan sejumlah pemantik, di antaranya Mutiara Ika dari Perempuan Mahardhika, Richard Labiro dari Yayasan Tanah Merdeka, serta perwakilan dari serikat buruh.
Konsolidasi ini dimoderatori oleh Inkha, mahasiswa Fisip Universitas Tadulako (Untad).
Dalam pembukaannya, Richard Labiro, dosen Fisip Untad, menyoroti rendahnya kesadaran pentingnya perserikatan di kalangan tenaga pendidik di perguruan tinggi.
Ia menekankan bahwa kampus seperti Untad berkontribusi besar dalam menyediakan cadangan tenaga kerja untuk industri, salah satunya ke kawasan industri seperti IMIP (Indonesia Morowali Industrial Park).
“IMIP dan Untad sudah teken kontrak. Banyak sarjana muda yang saya temui bekerja di IMIP. Ini menunjukkan bagaimana universitas menjadi salah satu pemasok utama tenaga kerja untuk kebutuhan industrialisasi,” jelas Richard.
Sementara itu, Mutiara Ika dari Perempuan Mahardhika mengkritisi kecenderungan pemerintahan Prabowo yang dinilai semakin menguatkan kontrol terhadap media dan kebebasan berekspresi.
Ia menilai, pengendalian narasi publik menjadi strategi utama, di tengah keberlanjutan agenda-agenda ekonomi yang berorientasi pada pembangunan infrastruktur dan investasi, mirip dengan era sebelumnya.
“Kontrol terhadap media sangat strategis. Prabowo memperbaiki komunikasinya, tapi pembungkaman kebebasan berekspresi dan pers tetap menjadi ancaman serius,” ungkap Ika.
Dalam sesi tanggapan, Mulky Satria dari GMNI (Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia) menyoroti dampak masif industrialisasi terhadap lingkungan.
Ia menegaskan, masalah banjir yang kerap melanda Kota Palu tidak bisa dilepaskan dari ketidakseriusan pemerintah dalam menjaga tata ruang wilayah.
Konsolidasi ini juga merumuskan rencana aksi bertajuk “Mei Melawan”, yang akan mengisi bulan Mei dengan berbagai peringatan penting: Hari Pendidikan Nasional (2 Mei), Hari Kebebasan Pers Sedunia (3 Mei), Hari Perempuan Nasional (7 Mei), peringatan pembunuhan aktivis buruh Marsinah (8 Mei), Hari Kebangkitan Nasional (20 Mei), Pemakzulan Soeharto (21 Mei), hingga Hari Lansia Nasional (29 Mei).
Puncaknya, pada 1 Mei 2025, masyarakat sipil bersama serikat buruh dan pekerja se-Sulawesi Tengah akan turun ke jalan-jalan utama Kota Palu memperingati Hari Buruh, menyerukan solidaritas, keadilan, dan hak-hak buruh.
Komentar