DLH Palu Maksimalkan TPA dan Kurangi Sampah

BERITA PALU, SULTENG233 Dilihat

Media Suara Palu, Palu– Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Palu terus berkomitmen mewujudkan pengelolaan sampah yang berkelanjutan melalui dua pendekatan utama, yakni pengurangan dan pengolahan sampah.

Langkah ini menjadi bagian dari upaya menjadikan Palu sebagai kota yang bersih, sehat, dan ramah lingkungan.

Menurut Sekretaris DLH Kota Palu, Ibnu Mundzir, saat ini tingkat pengolahan sampah di Kota Palu telah mencapai 90 persen.

Namun, tantangan terbesar masih terletak pada aspek pengurangan sampah yang membutuhkan keterlibatan aktif masyarakat.

“Sudah ada beberapa wilayah yang memulai program pengurangan sampah. Di CPM (Citra Palu Mas), pemilahan sampah telah dilakukan secara terpisah,” ungkapnya.

Pemilahan sampah sejak dari sumber memungkinkan proses pengolahan berjalan lebih efisien.

DLH juga merencanakan penerapan pemilahan sampah di Bandara Mutiara SIS Al-Jufri dalam waktu dekat. Harapannya, sampah yang sudah terurai tidak perlu melalui proses tambahan dan langsung dapat diolah.

Dalam hal pengolahan, DLH mengandalkan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kawatuna yang kini memiliki fasilitas pengolahan sampah organik menjadi kompos, serta pengolahan plastik.

Selain itu, sejumlah kelurahan seperti Kawatuna dan Silae juga aktif melakukan pengolahan sampah skala kecil.

Sebagai bagian dari edukasi lingkungan, DLH juga menjalankan program lubang biopori di 10 kelurahan terbersih di Kota Palu.

Program ini bertujuan mengurangi sampah organik, meningkatkan daya serap air tanah, serta mencegah banjir dan penyumbatan saluran.

“Lubang biopori berfungsi sebagai tempat pembuangan sampah kompos dan memperbaiki lingkungan yang rentan banjir. Ini adalah solusi sederhana namun berdampak besar,” jelas Ibnu.

Melalui sinergi program-program berbasis lingkungan ini, DLH mengajak seluruh masyarakat Kota Palu untuk turut serta menjaga lingkungan dengan memilah sampah dari rumah, mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, serta memanfaatkan limbah organik menjadi kompos.

Edukasi dan partisipasi menjadi kunci dalam mewujudkan pengelolaan sampah yang lebih baik.

Komentar