Latihan Man Overboard Uji Kesiapan SAR Gabungan

Media Suara Palu, Palu– Hari kedua pelaksanaan latihan kesiapsiagaan pencarian dan pertolongan kecelakaan kapal laut dengan skenario “Man Overboard” berlangsung di Perairan Teluk Palu pada Kamis, 12 Juni 2025. Latihan ini menjadi ajang pengujian kesiapan dan respons cepat Tim SAR Gabungan dalam menghadapi situasi darurat di perairan.

Simulasi dimulai sejak pagi hari dengan laporan jatuhnya dua awak kapal KM Fajar di perairan Donggala. Informasi pertama diterima pukul 08.22 WITA dari Kapten Daus melalui Communication Point. Merespons cepat laporan tersebut, Tim SAR Gabungan langsung diberangkatkan ke lokasi kejadian menggunakan Kapal Negara (KN) SAR Baladewa dengan dukungan peralatan lengkap.

Cuaca yang bersahabat mendukung kelancaran operasi. Setelah melakukan penyisiran intensif, pada pukul 14.51 WITA, salah satu korban bernama Burhan Lakis (45 tahun) ditemukan dalam keadaan meninggal dunia di koordinat 0°35’24″S – 119°46’51″E, yang berada di wilayah Sektor C. Korban kemudian dievakuasi menuju Rumah Sakit Bhayangkara Kota Palu untuk proses lebih lanjut.

Sekitar dua jam kemudian, pukul 16.04 WITA, korban kedua bernama Lucky Lakis (26 tahun) ditemukan dalam keadaan selamat oleh seorang nelayan di perairan Desa Dalaka, pada koordinat 0°38’37″S – 119°47’40″E. Korban langsung dievakuasi dan diserahkan ke pihak keluarga dengan kondisi stabil.

Seluruh rangkaian latihan ditutup dengan pelaksanaan debriefing oleh Tim SAR Gabungan. Dalam evaluasi tersebut, seluruh unsur yang terlibat sepakat bahwa latihan ini berhasil menunjukkan sinergi, kecepatan, dan koordinasi antarlembaga dalam menangani insiden laut.

Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Palu, Muh. Rizal, S.H., menegaskan bahwa latihan ini bukan sekadar kegiatan rutin atau formalitas belaka. Menurutnya, skenario seperti “Man Overboard” menggambarkan kondisi riil yang mungkin terjadi kapan saja di wilayah perairan, sehingga perlu ditangani dengan kesiapan penuh.

“Latihan ini bukan sekadar simulasi, tetapi bentuk kesiapan nyata unsur SAR menghadapi kondisi darurat di laut. Ini adalah wujud komitmen kami dalam meningkatkan kecepatan respons, koordinasi, dan keselamatan jiwa manusia,” ungkap Rizal dalam keterangannya.

Latihan ini melibatkan berbagai unsur, mulai dari Tim Rescue Kansar Palu, KN SAR Baladewa, RS Bhayangkara, SAKA SAR, SROP Donggala, KSOP, PT AKM, hingga dukungan dari masyarakat pesisir. Sejumlah peralatan utama seperti perahu karet, RIB, rescue car, drone thermal, dan alat pencari bawah air Aqua Eye juga dikerahkan untuk mendukung operasi pencarian.

Dengan berakhirnya latihan ini, seluruh unsur dikembalikan ke satuan masing-masing. Latihan ini diharapkan menjadi langkah penting dalam memperkuat sistem penanganan darurat laut, serta meningkatkan kesiapsiagaan SAR dalam menjaga keselamatan masyarakat di wilayah perairan Sulawesi Tengah.

Komentar