Kisah Anggota Jaguar yang Terluka Saat Menggerebek Sarang Narkoba

Media Suara Palu, Palu- Di balik tirai kamar rumah sakit yang senyap, suasana mendadak hangat oleh kedatangan seorang perwira tinggi berpakaian lengkap. Kombes Pol Deny Abrahams, Kapolresta Palu, melangkah mantap menuju ranjang pasien.

Di atasnya, seorang anggota polisi muda duduk dengan luka di rahang yang masih dibalut perban, bekas lima jahitan yang menjadi saksi bisu kerasnya pengabdian terhadap negara.

Anggota tersebut adalah bagian dari Tim Jagoar Samapta Polresta Palu, pasukan terlatih yang dikenal tangguh dalam operasi penggerebekan narkoba.

Namun hari itu, saat tim gabungan Polresta Palu menggempur salah satu titik rawan peredaran narkoba di kawasan Kayumalue, keberanian itu dibayar mahal. Lemparan batu dari massa yang diduga terlibat jaringan narkoba mengenai rahangnya. Dua jahitan tambahan menghiasi luka di bagian tangan.

Kedatangan Kapolresta Palu bukan sekadar kunjungan biasa. Ia datang membawa empati, semangat, sekaligus permintaan maaf.

“Keberanian anggota kami patut diacungi jempol. Mereka adalah garda terdepan dalam perang melawan narkoba. Kita akan berikan perawatan terbaik untuknya, dan semoga lekas pulih,” ujar Kombes Pol Deny sambil menyerahkan bantuan sebagai bentuk kepedulian institusi.

Peristiwa ini membuka mata banyak pihak bahwa perang melawan narkoba bukan sekadar soal razia dan barang bukti, tetapi juga soal nyawa, keberanian, dan tekad baja para aparat yang bertaruh fisik demi generasi yang lebih bersih.

Sang anggota muda itu, meski terluka, tampak tegar. Dalam diamnya, tersimpan keteguhan bahwa ini bukan luka pertama—dan mungkin bukan yang terakhir—selama ia berdiri di garis depan memberantas kejahatan narkoba.

“Kami mohon maaf kepada warga Kayumalue yang terdampak dalam proses penegakan hukum ini. Tapi percayalah, semua ini demi keamanan bersama,” tambahnya dengan nada tenang namun tegas.

Dari balik jendela rumah sakit, cahaya sore menyelinap masuk. Menyentuh wajah-wajah lelah tapi teguh. Di kamar itu, bukan hanya perban yang menjadi tanda perjuangan. Tapi juga semangat juang yang tak pernah padam—bahwa di setiap luka, ada harapan yang terus diperjuangkan.

Komentar