Kapolsek Melayat, Polisi Hadir di Tengah Duka

SULTENG91 Dilihat

Meda Suara Palu, Tojo Una-Una– Suasana duka menyelimuti Desa Urudaka, Sabtu (12/04/2025). Di tengah pelayat yang datang silih berganti, hadir sosok berseragam dinas namun dengan wajah teduh dan penuh empati: Kapolsek Ampana Tete, Iptu Rochmat Ari Purwanto.

Ia datang tak sendiri. Bersama Bhabinkamtibmas Bripka Husni Baharta, ia melangkah masuk ke rumah duka salah satu warga binaannya, membawa karangan bunga dan sebentuk kepedulian yang mungkin tak bisa menghapus air mata, tapi cukup untuk menguatkan hati yang ditinggal.

Kapolsek duduk bersama keluarga almarhumah. Tak banyak kata yang diucapkan, karena dalam momen seperti ini, kehadiran sering kali lebih berarti daripada seribu ucapan.

Ia menggenggam tangan salah satu anggota keluarga, menyampaikan doa, dan memberi kekuatan untuk tetap tegar.

“Kami datang bukan hanya sebagai aparat, tapi sebagai bagian dari keluarga besar di desa ini,” tutur Kapolsek dengan suara rendah namun hangat.

Bukan kali pertama, kehadiran Kapolsek dan Bhabinkamtibmas dalam momen-momen seperti ini menjadi bukti bahwa Polri bukan hanya hadir saat patroli atau penegakan hukum, tapi juga dalam saat-saat paling manusiawi—saat duka, kehilangan, dan kepiluan melanda warga.

Kapolsek menambahkan bahwa kegiatan ini adalah bagian dari penguatan hubungan antara Polri dan masyarakat.

“Kami hanya membawa bantuan ala kadarnya, tapi lebih dari itu, kami ingin masyarakat tahu bahwa mereka tidak sendiri,” ujarnya.

Bagi warga Desa Urudaka, kehadiran itu menjadi penguat moral. Di tengah duka, mereka merasa dihargai, dilihat, dan disapa. Di tengah kehilangan, mereka tahu bahwa keamanan bukan sekadar tugas polisi—tapi juga perhatian, kedekatan, dan rasa satu saudara.

Di rumah duka itu, empati menjelma dalam bentuk yang paling sederhana: setangkai bunga, sepatah kata yang menyejukkan, dan langkah kaki yang tulus. Dan dari situ, lahirlah harapan bahwa keamanan bukan sekadar situasi tanpa kriminalitas, tapi sebuah ruang di mana rasa saling peduli hidup—bahkan di tengah kehilangan.

Komentar