Saat Gubernur dan Wali Kota Akur, Siapa yang Diuntungkan?

Editorial225 Dilihat

Editorial Media Suara Palu

Harmoni antara pemimpin daerah adalah dambaan setiap warga. Ketika Gubernur dan Wali Kota akur, bukan hanya simbol kerukunan politik yang tercermin, tetapi juga terbukanya jalan bagi kolaborasi yang berdampak langsung pada kehidupan masyarakat.

Kerukunan antara kepala daerah provinsi dan kepala daerah kota ibarat dua tangan yang saling menggenggam untuk mengangkat beban pembangunan.

Tidak ada lagi tarik-menarik kepentingan, tidak ada lagi hambatan koordinasi antara program pusat, provinsi, dan kota. Justru yang muncul adalah keselarasan visi, efisiensi kerja, dan percepatan pembangunan.

Bagi warga, dampak konkritnya sangat terasa. Program bantuan sosial, pembangunan infrastruktur, hingga penataan kota bisa berjalan lebih cepat dan tepat sasaran.

Warga tidak lagi menjadi korban tarik ulur kepentingan politik. Pemerintah menjadi lebih responsif, karena tidak disibukkan oleh ego sektoral atau rivalitas yang tidak produktif.

Bagi birokrasi pemerintahan, keharmonisan ini juga menjadi angin segar. Aparat sipil negara bekerja tanpa tekanan politik yang saling bertolak belakang.

Koordinasi lintas instansi menjadi lebih mudah. Target-target pembangunan lebih cepat dicapai karena kebijakan tidak saling bertabrakan.

Justru dengan hubungan yang baik, kedua pemimpin bisa saling mengingatkan secara terbuka dan konstruktif demi kepentingan publik. Karena sejatinya, demokrasi bukan tentang siapa menang atau siapa kalah, tapi siapa yang bekerja untuk rakyat.

Mari kita dukung sinergi yang sehat antara Gubernur dan Wali Kota. Karena ketika pemimpin bersatu untuk rakyat, maka rakyatlah yang paling merasakan manfaatnya.

Komentar