Tujuh Warga Diduga Tertimbun Longsor 

Media Suara Palu, Parigi Moutong- Dugaan bencana tanah longsor kembali mengguncang Sulawesi Tengah. Kali ini terjadi di kawasan hutan Desa Antapura, Kecamatan Bolano, Kabupaten Parigi Moutong. Tujuh warga yang diketahui masuk ke hutan untuk mengambil kayu dilaporkan hilang dan diduga tertimbun material longsor.

Informasi awal diterima oleh Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Palu dari BPBD Kabupaten Parigi Moutong, Minggu (22/6), pukul 17.45 WITA. Laporan menyebutkan bahwa ketujuh warga yang memasuki hutan Talenga sejak Selasa (17/6) tidak kembali dan sempat diduga telah pulang ke kampung. Namun setelah dicek, mereka tidak ditemukan di rumah masing-masing.

Peristiwa mencurigakan terungkap pada Sabtu (21/6) saat seorang operator sensor yang melintas di lokasi melihat bahwa gubuk yang biasa digunakan para korban telah rata tertimbun tanah. Dugaan kuat pun muncul bahwa mereka menjadi korban longsor.

Menanggapi laporan tersebut, Tim Rescue Unit Siaga SAR Tolitoli langsung diberangkatkan pukul 18.05 WITA menuju lokasi kejadian menggunakan Rescue Car. Perjalanan darat sepanjang 150 km diperkirakan memakan waktu sekitar 4,5 jam.

Identitas ketujuh korban hilang adalah:

1. Sahrat (43), Laki-laki

2. Subran (52), Laki-laki

3. Ijal (28), Laki-laki

4. Safrudin E. Manjalai (36), Laki-laki, petani

5. Riska Jumi (26), Perempuan, ibu rumah tangga

6. Arun (17), Laki-laki

7. Rapi (14), Laki-laki

Operasi SAR melibatkan sejumlah unsur, antara lain Unit Siaga SAR Tolitoli, Polsek Bolano, BPBD Kabupaten Parigi Moutong, Tagana, dan masyarakat setempat.

Berbagai peralatan disiapkan, termasuk alat ekstrikasi, chain saw, alat navigasi, alat komunikasi, perlengkapan medis, dan peralatan SAR lainnya. Evaluasi awal di lokasi akan menentukan metode pencarian, apakah cukup dilakukan secara manual atau memerlukan bantuan alat berat seperti ekskavator.

 “Personil dari Unit Siaga SAR Tolitoli yang telah diberangkatkan ke lokasi akan langsung berkoordinasi dengan aparat desa dan unsur terkait. Sesampainya di lokasi, tim akan menilai kondisi medan secara langsung untuk menentukan apakah pencarian dapat dilakukan secara manual atau perlu didukung oleh alat berat seperti ekskavator. Prinsip utama kami adalah keselamatan tim dan efektivitas pencarian,” ucap Muh. Rizal, S.H., Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Palu.

Komentar